meracik asa baru, dari serpihan mimpi lama yang hancur.
Kupikir, ia menghancurkan mimpi yang telah kupeluk dua tahun lamanya, dengan seolah menjanjikan bahwa ia menjadi jalan untuk mimpi kita yang baru.
Tapi ia tidak benar-benar mau bermimpi denganku.
Ia tidak begitu peduli dengan mimpi masa depan yang diramu bersama dan membiarkanku bermain sendiri saja — sementara kami mengalir saja berkerabat dalam akad, dalam batas, tanpa romansa mimpi kemanusiaan yang diperjuangkan bersama secara matang.
Ternyata, aku salah. Kuharap aku salah.
Aku diarahkanNya untuk meremuk mimpiku sendiri, dengan pembacaanku yang kurang tepat akan apa yang ia inginkan. Supaya aku meracik asa baru — justru dari remah-remah apa yang kuremukkan sendiri — menjadi sebuah asa yang berbeda.
Sang Pencipta, nampaknya ingin aku memiliki mimpiku sendiri — di samping Dia yang tetap mendorongku untuk menyelaraskan sebagian alurku dengan sebagian alurnya. Namun kami barangkali memiliki independensi tersendiri — yang menjaga kami dari saling kebergantungan berlebih — dari kebosanan yang barangkali rentan menjangkiti pribadi seperti kami.
Sang Pencipta lebih tahu tarik ulur jarak antar dua insan, sehingga takarannya pas. Antara sinergi dan independensi. Antara hangat romansa dan tegasnya batas diri.
Kini aku hendak meramu asa baru. Asa yang kepemilikannya dan kendalinya kutentukan sendiri, beriring izinnya yang awalnya kukira sebagai bentuk abai — namun kusadari sebagai bentuk penghargaan akan kesejatianku. Asa yang tak pongah untuk diri sendiri, namun ramah manfaat dan berkahnya bagi keluarga kecil yang kujaga dan kusayang.
Aku, ingin menjadi penulis.
Aku, ingin membantu orang untuk menemukan kesejatian dirinya.
Aku, ingin bersinggungan lagi dengan dunia kewirausahaan — termasuk membantu usaha suamiku, dan juga usaha sampingan yang mengalirkan bakat minatku.
Mereka adalah sepaket asa yang masih belum matang kurancang, namun kuharap Ia menuntunku terus pada takdir dan pertandaNya yang paling Ia ridhai — sehingga sedemikian jelas orbit takdirku, semakin jelas alur tugas hidupku di dunia.***